Sabtu, 29 Maret 2014

Kan Aku Sudah Percaya.

Diposting oleh Unknown di 3/29/2014 09:16:00 AM 2 komentar
Dulu, aku senang menuliskan semua tentang kita. Sebuah kebahagiaan yang tak kekurangan cerita. Terima kasih untuk malam yang begitu indah ini, tidak perlu mewah untuk bahagia, cukup kamu dan tawamu, sudah cukup. Aku mulai menjadi seorang yang sangat-sangat mempercayai diriku dengan semua kekuranganku. Kamu bilang itu sisi lainku yang bahkan orang  lain tidak punya. Kamu membuat aku tampak begitu indah dengan kalimat-kalimat yang entah itu kau ucapkan dengan begitu manis ataupun melalui puisi-puisi penghantar tidurku disetiap malam. Aku selalu kagum kepadamu, tingkah laku perbuatanmu bisa melebur jadi candu, kadang aku hampir mati ditikan rindu.

Ditengah keramaian pasar malam yang tenggah kita lewati, lampu warna-warni yang ada seperti tengah meluk kta erat-erat. Membuat lupa waktu menunjukkan pukul sembilan tepat. Aku membujukmu untuk segera mengakhiri malam dan mengantarku pulang. Kamu membeku. Kamu adalah diam yang paling aku dengar, juga keramaian yang paling aku nikmati sesaknya. Teruntuk ragu, tolong jangan sering berkunjung, aku ingin tenang.

"Aku ini memang orang yang tidak adil, jika denganmu, ya denganmu saja, tidak akan pernah ku bagi dengan yang lain"

Tuhan menciptakan keinginan saat kamu berlari, lalu saat kamu berhenti kamu telah membuat kenyataan. Kita mulai berbeda, kamu bilang padaku kita tak akan pernah bersama. Kubilang padamu bukankah Tuhan punya cara yang berbeda untuk membuat kita sama, apa kamu masih percaya?. Tapi kamu malah mempercepat langkahmu meninggalkanku. Ingin ku teriakan keras-keras ditelingamu "Untukmu, aku ingin menjadi dua, menjadi seseorang didepanmu ketika kamu pergi, dan menjadi yang menunggumu ketika kau kembali".

Pada harapan yang kamu berikan, aku pernah menaruh mimpiku kemudian kau tinggalkan. Aku bukan menyerah, hanya lelah. Sudah beberapa cara untuk meyakinkanmu bahwa aku benar-benar menyayangimu. Jadi, Tolong jangan hanya diam ketika aku memperjuangkan. Yang aku sesalkan bukan perpisahan kita, tetapi kamu yang tidak memperjuangkan. Teruntuk percaya, aku sangat membutuhkanmu.


Aku menjadi pelupa, bahwa bahagiaku bukan hanya dari kamu. Seminggu setelah kepergianmu aku melihat lenganmu sudah merengkuh sosok lain yang mampu membuat kamu tersenyum, sama sepertiku. Aku ingat dulu aku pernah berucap kamu boleh pergi meninggalakanku jika kamu rasa aku mulai membebanimu. Jika aku membuat kamu terluka berarti aku tak cukup cinta. Jadi saya percaya kamu, jadi tolong dijaga. Lalu otakku benar-benar bekerja. Batu yang dulu ada dikepalaku kini suah tiada. Hening. Tiba-tiba kenangan berbisik ringan padaku.

"Mungkin kita hanyalah orang asing, yang dulu pernah singgah untuk berbincang lantas akhirnya hanya mengenang"

Kamis, 30 Januari 2014

Maaf, Aku Merepotkan

Diposting oleh Unknown di 1/30/2014 08:20:00 AM

       Bagian yang paling aku suka adalah membuatmu selalu bersamaku. Tak perduli seberapa sibuknya kamu. Selama dihatimu selalu terpatri kata “Kelak aku akan membutuhkan ia, seperti saat ini ia membutuhkan aku” aku bisa merasakan tenang walaupun ini benar-benar kelewatan. Kamu boleh mentertawakan keegoisanku, iya aku terlalu sewenang-wenang terhadap dirimu. Dirimu bahkan waktumu.
              Maaf, Aku merepotkanmu. Hari ini kamu berjanji padaku. Semoga kamu ingat. Kelak kamu akan mengisi rumahku dengan barang-barang hasil buatanmu. Mungkin bagimu ini hal yang mudah kau lakukan, tapi untukku. Aku sangat menunggu saat-saat itu.
          Maaf, Aku merepotkanmu. Membuatmu bingung dengan sikapku yang aku sendiri sulit untuk membaca diriku. Kamu harusnya jujur, aku ini plin-plan dalam hal yang jelas-jelas sulit kamu mengerti. Bantu aku merubah diriku. Cukup dengan cinta-cinta (semu) buatanmu. Aku patuh.

            Maaf, Aku merepotkanmu. Membuatmu mengirim rindu berkali-kali yang harusnya sudah sampai kepadaku berhari-hari yang lalu. Mungkin akan lebih baik bila kamu berhenti melakukannya. Terlalu banyak kamu menderita disetiap aku yang mengabaikan.

            Untuk kamu, Semoga sabarmu bertambah disetiap waktu, untuk aku.

Sabtu, 18 Januari 2014

Sepotong Cinta dari Ayah

Diposting oleh Unknown di 1/18/2014 08:40:00 PM 2 komentar
Ayah membiarkan ku menang dalam permainan ketika aku masih kecil, tapi dia tidak ingin membiarkan aku menang ketika aku sudah besar
 

Little Girl With Dream Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review