Sedikit Harapan

Teringat waktu aku masih kecil, ketika hendak pergi keranjang tempat tidur Ayah selalu menemaniku. Menceritakanku tentang hal-hal dari negeri dongeng. Tentang betapa gagahnya pangeran berkuda putih. Tentang bagaimana seorang anak perempuan pasti memiliki seorang pangeran dimasa depan. Pangeran yang selalu melindungi dia dari penolakan dunia, Pangeran yang bisa menghapus bulir-bulir bening yang keluar dari kedua mataku.


Aku tengah menunggu pangeranku datang dan menjagaku. Mungkinkah dulu Ayah tengah berbohong kepadaku?. Pangeran yang aku miliki sekarang sangat berbeda dengan apa yang Ayah bicarakan. Ini terlalu menyakitkan.

Kadang aku berpikir, mungkin aku butuh seorang pilot untuk mendaratkan harapan yang telah terbang di atas awan. Aku terlalu menerbangkanya terlalu tinggi. Aku terlalu menyalahkan keadaan harusnya aku tau harapan ini tak lagi banyak, namun dulu aku memutuskan untuk bertahan. Aku pikir apa yang aku perjuangkan akan dapat membahagiakan, lupa terkadang harapan tak sesuai kenyataan. Sebuah tempat sudah ku persiapkan, dan sebagian yang sudah aku musnahkan namun sebagian aku selipkan dilembar kenangan.