Dulu, aku senang menuliskan semua tentang kita. Sebuah kebahagiaan yang tak kekurangan cerita. Terima kasih untuk malam yang begitu indah ini, tidak perlu mewah untuk bahagia, cukup kamu dan tawamu, sudah cukup. Aku mulai menjadi seorang yang sangat-sangat mempercayai diriku dengan semua kekuranganku. Kamu bilang itu sisi lainku yang bahkan orang lain tidak punya. Kamu membuat aku tampak begitu indah dengan kalimat-kalimat yang entah itu kau ucapkan dengan begitu manis ataupun melalui puisi-puisi penghantar tidurku disetiap malam. Aku selalu kagum kepadamu, tingkah laku perbuatanmu bisa melebur jadi candu, kadang aku hampir mati ditikan rindu.
Ditengah keramaian pasar malam yang tenggah kita lewati, lampu warna-warni yang ada seperti tengah meluk kta erat-erat. Membuat lupa waktu menunjukkan pukul sembilan tepat. Aku membujukmu untuk segera mengakhiri malam dan mengantarku pulang. Kamu membeku. Kamu adalah diam yang paling aku dengar, juga keramaian yang paling aku nikmati sesaknya. Teruntuk ragu, tolong jangan sering berkunjung, aku ingin tenang.
"Aku ini memang orang yang tidak adil, jika denganmu, ya denganmu saja, tidak akan pernah ku bagi dengan yang lain"
Tuhan menciptakan keinginan saat kamu berlari, lalu saat kamu berhenti kamu telah membuat kenyataan. Kita mulai berbeda, kamu bilang padaku kita tak akan pernah bersama. Kubilang padamu bukankah Tuhan punya cara yang berbeda untuk membuat kita sama, apa kamu masih percaya?. Tapi kamu malah mempercepat langkahmu meninggalkanku. Ingin ku teriakan keras-keras ditelingamu "Untukmu, aku ingin menjadi dua, menjadi seseorang didepanmu ketika kamu pergi, dan menjadi yang menunggumu ketika kau kembali".
Pada harapan yang kamu berikan, aku pernah menaruh mimpiku kemudian kau tinggalkan. Aku bukan menyerah, hanya lelah. Sudah beberapa cara untuk meyakinkanmu bahwa aku benar-benar menyayangimu. Jadi, Tolong jangan hanya diam ketika aku memperjuangkan. Yang aku sesalkan bukan perpisahan kita, tetapi kamu yang tidak memperjuangkan. Teruntuk percaya, aku sangat membutuhkanmu.
Aku menjadi pelupa, bahwa bahagiaku bukan hanya dari kamu. Seminggu setelah kepergianmu aku melihat lenganmu sudah merengkuh sosok lain yang mampu membuat kamu tersenyum, sama sepertiku. Aku ingat dulu aku pernah berucap kamu boleh pergi meninggalakanku jika kamu rasa aku mulai membebanimu. Jika aku membuat kamu terluka berarti aku tak cukup cinta. Jadi saya percaya kamu, jadi tolong dijaga. Lalu otakku benar-benar bekerja. Batu yang dulu ada dikepalaku kini suah tiada. Hening. Tiba-tiba kenangan berbisik ringan padaku.
"Mungkin kita hanyalah orang asing, yang dulu pernah singgah untuk berbincang lantas akhirnya hanya mengenang"
Ditengah keramaian pasar malam yang tenggah kita lewati, lampu warna-warni yang ada seperti tengah meluk kta erat-erat. Membuat lupa waktu menunjukkan pukul sembilan tepat. Aku membujukmu untuk segera mengakhiri malam dan mengantarku pulang. Kamu membeku. Kamu adalah diam yang paling aku dengar, juga keramaian yang paling aku nikmati sesaknya. Teruntuk ragu, tolong jangan sering berkunjung, aku ingin tenang.
"Aku ini memang orang yang tidak adil, jika denganmu, ya denganmu saja, tidak akan pernah ku bagi dengan yang lain"
Tuhan menciptakan keinginan saat kamu berlari, lalu saat kamu berhenti kamu telah membuat kenyataan. Kita mulai berbeda, kamu bilang padaku kita tak akan pernah bersama. Kubilang padamu bukankah Tuhan punya cara yang berbeda untuk membuat kita sama, apa kamu masih percaya?. Tapi kamu malah mempercepat langkahmu meninggalkanku. Ingin ku teriakan keras-keras ditelingamu "Untukmu, aku ingin menjadi dua, menjadi seseorang didepanmu ketika kamu pergi, dan menjadi yang menunggumu ketika kau kembali".
Pada harapan yang kamu berikan, aku pernah menaruh mimpiku kemudian kau tinggalkan. Aku bukan menyerah, hanya lelah. Sudah beberapa cara untuk meyakinkanmu bahwa aku benar-benar menyayangimu. Jadi, Tolong jangan hanya diam ketika aku memperjuangkan. Yang aku sesalkan bukan perpisahan kita, tetapi kamu yang tidak memperjuangkan. Teruntuk percaya, aku sangat membutuhkanmu.
Aku menjadi pelupa, bahwa bahagiaku bukan hanya dari kamu. Seminggu setelah kepergianmu aku melihat lenganmu sudah merengkuh sosok lain yang mampu membuat kamu tersenyum, sama sepertiku. Aku ingat dulu aku pernah berucap kamu boleh pergi meninggalakanku jika kamu rasa aku mulai membebanimu. Jika aku membuat kamu terluka berarti aku tak cukup cinta. Jadi saya percaya kamu, jadi tolong dijaga. Lalu otakku benar-benar bekerja. Batu yang dulu ada dikepalaku kini suah tiada. Hening. Tiba-tiba kenangan berbisik ringan padaku.
"Mungkin kita hanyalah orang asing, yang dulu pernah singgah untuk berbincang lantas akhirnya hanya mengenang"
2 komentar:
mengalir banget kalimatnya :D
dafabet link - thakasino
and many more similar websites, such as www.casinoshortlist.org, 온카지노 at matchpoint the same dafabet time, the number of visitors is extremely high, which is why we like to keep our site
Posting Komentar
Setelah Membaca Budayakan Meninggalkan Kritikan yaa