" Kamu tau gak kenapa anak-anak Tuhan itu pintar? Abis setiap Minggu masih sekolah sih" dia berkata begitu bangganya, senyum senyum sendiri sambil menunggu jawaban keluar dari mulutku.
" Itu Tuhanmu kak, Tuhanku cuman Satu. ALLAH SWT. Tidak beranak dan tidak pula diperanakkan" kata-kata yang keluar dari mulutku ini sangat menyakitkkanku, sedikitnya aku tau ini juga melukainya.
" Maaf, aku tidak bermaksud seperti ini, sekali lagi maaf " sambungku karena kulihat air mukanya sudah berubah sejak kata-kata itu keluar
" untuk apa? harusnya aku tidak membahas soal ini" ia mulai berdiri dari tempat duduk dan memesan minuman untuk kita.
Aku tak tahu harus bagaimana. ini memang kita. ini apa adanya. ini bukan salah kita. Tuhan kita memang beda tapi kita berdoa untuk Dia yang maha Esa.
Dia kembali duduk dengan dua minuman dingin dikedua tangannya.
" Mungkin memang Tuhan sengaja mempertemukan kita, agar aku mengerti bahwa ada rasa yang akan selalu nyata " katanya tiba-tiba.
" Tapi, Aku anak Rohis ! " tiba-tiba aku seperti membentaknya.
" Tidak ada Tuhanmu dan Tuhanku. Hanya ada Tuhan kita, Tuhan Yang Maha Esa. :) " Ada mimik bercanda dalam kata-katanya.
"Aku tau, tapi bukanya cinta bisa berasal dari dua tempat ibadah yang berbeda?". Sial, aku selalu tak bisa mengelak ketika ia sudah berkata dengan wajah tampannya.
"Aku hanya ingin mencintaimu, Bukan hendak merebutmu" . Dia tak pernah main main dengan ucapannya.
"Terimakasih karena sudah mencintaiku dan tak membuatku untuk mencintaimu lebih dari Tuhanku"
0 komentar:
Posting Komentar
Setelah Membaca Budayakan Meninggalkan Kritikan yaa