Perkenalan itu
terjadi begitu saja saat aku baru menyadari barang berhargaku ditemukan oleh
dia. Awalnya aku berpikir dia bisa saja, tidak bisa diajak berteman. Bahkan
mungkin saja dia tidak bisa diberi kepercayaan. Saat itu raganya penuh ragu,
otaknya penuh pilu, dan matanya terlihat sendu. Aku banyak belajar menjadi seperti dia, mencoba memahami hidup dari sisi yang lebih baik. Walau kami berkumpul
bukan karena alasan yang baik, tapi aku berusaha melihat semuanya dari sisi yang paling baik. Spending the last nine mouth with the
funniest, kindest, best friends ever. This is for you my best friends, Saingan :)
Minggu, 27 Oktober 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar
Setelah Membaca Budayakan Meninggalkan Kritikan yaa