Ma, Dekap Aku Lebih Erat

Ma, dibelakangku tengah antri ribuan masalah yang sudah bersiap-siap untuk menjatuhkanku, membuat aku untuk cepat menyerah bahkan memaksaku untuk berteriak pasrah. Ma, mereka menjahatiku. Tapi Mama bilang untuk menjadikan mereka semua teman, agar hidupku penuh dengan pengalaman. Ma, aku percaya Mama selalu benar.

Ma, disampingku sudah terdapat banyak sekali godaan. Membuatku selalu menenggok kekiri dan kekanan. Mereka berusaha membuatku tidak fokus akan masa depan. Mengiming-imingi ku dengan semua pesona kehidupan. Tapi Mama bilang aku harus terus melihat kedepan. Bukkankah didepan mata sudah terdapat impian yang ingin segera diwujudkan?. Ma, aku tau Mama tak pernah salah.

Ma, didepanku ada beberapa pilihan. Mereka memintaku untuk memilih kebaikan dalam kejahatan maupun kejahatan dalam kebaikan. Mereka membuat aku bingung dengan pilihan-pilihan yang tidak masuk akal itu. Ma, apa mereka lebih bodoh dariku?, atau aku yang tenggah dibodohi mereka?. Ma, aku tak bisa berjalan-berjalan sendirian, tanpa adanya Mama disisiku. Aku bahkan belum bisa memilih bajuku sendiri. Apa warna yang cocok untukku atau bahkan membedakan mana sayur bayam pun mana sayur sawi. Ah Ma, apa jadinya hidupku tanpa adanya Mama.

Ma, sudah berapa kalikah aku melukai Mama?. Pasti Mama sudah lupa berapa kali aku sudah melukai beliau. Bukan karena beliau sudah semakin tua, tapi saking banyaknya aku berbuat kesalah sehingga beliau sudah lupa ini kesalahanku yang keberapa. Atau mungkin beliau sudah malas menghitung-hitung kesalahanku ditahun ke 18 sejak aku menghirup udara didunia ini. Ah tidak-tidak Mama bukan wanita yang seperti itu, demdam dengn kesalahan putri kecilnya. Mama orangnya pemaaf dan menuntunku menuju kebaikan. Mama orang terhebat sedunia.

Ma, Maaf adik belum bisa menjadi seperti yang Mama harapkan.
Kini aku tenggah bersungguh-sungguh untuk mewujudkan impian Mama.
Inginku saat ini seterusnya, dekap aku lebih erat, iya, dalam doamu.